Senin, 19 Januari 2009

Dinamika Budaya, Stagnansi Klasik

Dilihat dari letak astronomis, Indonesia terletak antara 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT, hal ini menyebabkan Indonesia merupakan salah Negara kepulauan tropis terbesar di dunia, dan berdasarkan data Indonesia memiliki kurang lebih 18.110 pulau dari Sabang sampai Marauke. Keberadaan ini memberikan kontribusi yang besar terhadap bangsa Indonesia, karena secara tidak langsung Indonesia memiliki kekayaan melimpah baik dari segi fisik maupun sosial budaya masyarakat. Dari segi fisik, Indonesia memiliki kekayaan alam baik itu hayati (flora dan fauna) maupun nonhayati (tambang).

Selain kaya akan sumberdaya alamnya, Indonesia juga kaya akan keanekaragaman kondisi sosial budaya. Dilihat dari sudut demografi, Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau memiliki ratusan etnis, bahasa, dan seni yang sudah lama berkembang menjadi sebuah masyarakat dengan keanekaragaman budaya. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami difusi kebudayaan sejak berabad abad yang lampau. Kepulauan ini pernah dihuni oleh berbagai jenis ras seperti manusia Pithecanthropus Erectus (Homo Soloensis), Austro Melanesoid, Mongoloid, Proto Melayu, dan lain-lain yang semuanya meningalkan sisa-sisa kebudayaannya sampai sekarang. Selain itu, perkembangan budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan agama-agama besar di dunia seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen dan Katolik memberi warna dan corak kepada kebudayaan Indonesia yang ada sekarang.

Keadaan ini dapat dilihat dari aktifitas masyarakat Indonesia yang kini terkesan jauh dari nilai luhur budaya bangsa. Dilihat secara mendalam, mulai dari individu, keluarga dan masyarakat khususnya generasi muda kini enggan mendalami dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur budayanya dalam aktifitas sehari-hari. Khususnya unsur pokok yang terkandung dalam nilai luhur budaya.

Kenyataan di kehidupan masyarakat menunjukkan krisis kebudayaan, sebagai contoh penggunaan bahasa daerah yang merupakan identitas suatu budaya (suku) kini jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, dan bahkan tidak memahami sejarah dan tata bahasa daerah, penggunaan alat musik dan lagu daerahnya dan hal-hal lain yang terkandung dalam nilai luhur budaya daerahnya.
Selain itu belum lama kita menghadapi permasalah yang cukup menghebohkan, dimana budaya tradisional Indonesia yang menjadi jati diri suatu budaya daerah ini dianggap telah dicuri oleh salah satu negeri tetangga. Seperti batik, angklung hingga lagu-lagu rakyat. Budaya ini kemudian di hak patenkan, sementar beribu kebudayaan daerah kini nasibnya cukup mengkhawatirkan, dan dapat dikatakan akan terancam punah. Namun permasalahan itu juga membuat kita tersentak bahwa selama ini ternyata kita telah mengabaikan budaya tradisional sendiri sehingga kecolongan oleh bangsa lain yang lebih pandai memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.
Permasalahan ini jika tidak di tangani serius akan menimbulkan dampak yang besar dalam tata kehidupan masyarakat, karena akan berdampak pada hilangnya nilai luhur jati diri bangsa Indonesia.

1 Comentário:

Anonim mengatakan...

Selamat sore bang Fauzi... (eh nama kita sama nih). Saya tertarik dengan tulisan2 anda, selamat berjuang dan mengabdi pada dunia pendidikan yang harus kita cerahkan terus.
Namun untuk link ke jugaguru.com jangan diberi nama Forum Guru donk. Karena jugaguru.com memang bukan guru namun pendidik dan tenaga pendidikan pendidikan nonformal, misalnya tutor, instruktur kursus, pamong belajar, pendidik PAUD, penilik, pengelola kursus. Jadi mereka memang bukan guru bang.
Terima kasih. Sukses selalu.

Apa perbedaan antara hambatan dan kesempatan? Perbedaannya terletak pada sikap ita dalam memandangnya. Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan: dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan.(J. Sidlow Baxter)

Fauzi Blog's © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO