Pemilu, pemilu, oh pemilu
Pemilu, pemilu, pemilu
Pemilu, pemilu, dan pemilu,
Harapan, atau sebuah bencana
Pemilu telah berakhir, tepat pada tanggal 9 April 2009 pemilu dilaksanakan serentak di seluruh nusantara, kecuali beberapa daerah yang mengalami penundaan dikarenakan lokasi dan situasi yang tidak stabil. Suatu masa yang ditunggu-tunggu dan penentu sejauh mana janji-janji di obral dan pancing-pancing praktis pengambil hati rakyat dipancangkan demi meraup perhatian dan pendukung terbanyak.
Ya, berbagai cara, strategi dan taktik diluncurkan, mulai cara yang seportif dan idealis sampai cara prakmatis dan menghalalkan segala cara. Poster, baleho, stiker di tempel di sepanjang dan sejauh mata memandang, dikota dan didesa menjadi incaran objek pemasangan.
Pemilu, pemilu pemilu…
Akankah menjadi sebuah cahaya perubahan….
Harapan yang naïf, jika melihat dinamika pemilu dan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Hal ini bukanlah sekedar celoteh uwak uteh di sore hari, jika kita melihat dari kacamata orang awam, ajang pemilu saat ini hanya menjadi fenomena mencari kekayaan dan pamor di khalayak luas. Kekuatan magic kursi panas legislative menghipnotis semua orang untuk duduk diatasnya, yang tidak jarang hal tersebut tidak diikuti proses kesadaran dan pembelajaran politik yang dinamis dan progresif.
Bahkan setelah selesai pemilu, permasalahan masih terus terjadi, yang menang melanjutkan perjuangannya menyusun strategi pemilihan presiden, sedangkan yang kalah mencari kesalahan dan kecurangan pemilu. Dan yang paling menyedihkan partai-partai kecil yang punya kekuatan dan modal pas-pasan hanya bisa gigit jari memandang hasil perhitungan KPU dalam setiap suara yang masuk dari TPS dan KPU daerah.
Ini hanya sebuah derail kata hati masyarakat awam yang menginginkan perubahan..
….welcome to new zone, to new Indonesian for ….
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar