Multiple Intelligences
Sejak perang dunia ke-II, penelitian mengenai potensi dan kemampuan mulai berkembang pesat, keadaan tersebut melahirkan suatu teori bahwa tingkat kemampuan IQ seseorang mempengaruhi kemampuan orang untuk sukses. Perkembangan selanjutnya menemukan bahwa dalam diri manusia tidak hanya terdapat kemampuan IQ tetapi terdapat banyak kecerdasan yang terakulturasi dalam mekanisme dan pekembangan belajar seseorang. Teori ini dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner, seorang psikolog kognitif di Universitas Harvard, ia memandang paradigma umum menyangkut ‘kecerdasan’ dari segi psikologi. Dari beberapa perkembangan dan penelitian yang telah dilakukannya ditemukan ada beberapa kecerdasan manusia, yang kemudian di kenal dengan teori multiple intelligences.
Kecerdasan ini dapat mendefenisikan sebagai kemampuan seseorang dalam suatu bidang, dan karakteristik yang dimiliki. Bobbi DePorter dkk memformulasikan kecerdasan ini dalam suatu rumusan “ SLIM – N - BIL”. Untuk lebih jelasnya, kecerdasan Multiple intelligences ini terdiri dari :
1. Kecerdasan Spasia-visual; kecerdasan ini menyangkut cara berpikir dalam memahami citra dan gambar. Melibatkan kemampuan untuk memahami hubungan ruang dan dunia visual secara akurat. Kecerdasan spasial ini berhubungan dengan aktifitas menggambar, mensketsa, mencorat-coret, visualisasi, citra grafik, desain, seni, dan ilustrasi lainnya.
2. Kecerdasan Linguistik-verbal; kecerdasan ini mengenai kemampuan dalam mengungkapkan kata-kata, mencakup kemahiran dalam berbahasa untuk berbicara, menulis, membaca, dan menafsirkan. Kecerdasan linguistik ini berhubungan dengan berbicara, menulis, bercerita, berbahasa asing, pidato dan hal lain menyangkut kemampuan linguistik.
3. Kecerdasan Interpersonal: kecerdasan ini menyangkut kemampuan lewat berkomunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada “keterampilan manusia”, dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan memimpin, mengorganisasikan, berinteraksi dan kemampuan bersosialisasi lainnya.
4. Kecerdasan Musikal-ritmik; kecerdasan ini menyangkut kemampuan berpikir dalam irama dan melodi. Gardner berkata “Ada beberapa peran yang dapat diambil oleh individu-individu yang cenderung musikal (Gardner, 1982). Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan bernyanyi, memainkan melodi, irama, warna nada, dan memainkan alat musik.
5. Kecerdasan Naturalis; kecerdasan ini mengenai kemampuan berpikir dalam acuan alam, dan berinteraksi dengan alam. Hal ini menyangkut berpetualang, berinteraksi dengan binatang, meramal cuaca, dan lainnya.
6. Keceradasan Badan-kinestetik; kecerdasan ini mengenai kemampuan berpikir melalui sensasi dan gerakan fisik. Kemampuan dalam olah badan dan kinetiknya. Kecerdasan ini menyangkut, menari, berlari, permainan, melompat dan lainnya.
7. Kecerdasan Intrapersonal; kecerdasan berpikir secara reflektif. Ini mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Kemampuan ini menyangkut, berpikir, bermeditasi, bermimpi, refleksi, menulis dan lainnya.
8. Kecerdasan Logis-matematis; kemampuan berpikir dengan penalaran, melibatkan pemecahan masalah secara logis dan ilmiah dan kemampuan matematis. Kemampuan ini menyangkut bereksperimen, bertanya, berhitung, logika deduktif dan induktif, fakta dan lainnya.
Dari penjelasan diatas mengenai karekteristik dari setiap kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki, kita dapat memformulasikan dan mengategorikan materi/informasi kedalam beberapa bidang sesuai kecerdasan yang dimiliki oleh anak, antara lain yaitu :
S seni rupa, geometri, menggambar tehnik
L seni bahasa
I pembelajaran secara bekerjasama, tugas kelompok
M musik, paduan suara, band
N pendidikan diluar ruangan dan lingkungan
B olahraga
I bimbingan, merenung mengenai alam semesta dan agama
L matematika, ilmu pasti, sejarah.
Melalui formulasi ini, pemberjaran homeschooling diharapkan dapat berjalan dengan maksimal, karena pengorganisasian dan pengkategorian materi/informasi dapat mempermudah orang tua dalam memaksimalkan potensi dan kemampuan anaknya, karena hakekat pendidikan homeschooling ini membantu anak dalam memaksimalkan potensinya dan membentuk kepribadian yang sinergi dengan usia dan wawasannya.
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar