Rabu, 06 Mei 2009

Hari Pendidikan, Satu Langkah Menciptakan Pendidikan Alternatif

Dunia pendidikan Indonesia terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari berbagai segi nilai dan filosofi pendidikan yang di terapkan dalam sistem pendidikan di berbagai negara yang telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Mulai dari menetapkan garis-garis besar halauan pengajaran, penentuan kurikulum, penyusunan rancangan pembelajaran maupun hal lain yang menjadi prosedur dalam sistematika pendidikan yang di anut Indonesia.

Sistem pendidikan yang telah diterapkan tersebut juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini berdasarkan suatu kajian bahwasannya satu sistem pendidikan yang dianut tidak dapat diterapkan secara universal dan menyeluruh, karena kondisi lapangan dan sistem yang berlaku dalam kahidupan sosial juga mempengaruhi bagaimana sistem pendidikan tersebut dapat di aplikasikan secara maksimal dan menyeluruh.
Dari berbagai sistem pendidikan yang dianut, Indonesia telah menerapkan suatu metode peningkatan kualitas pendidikan melalui sekolah. Saat ini, pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat. Disini anak-anak di serap berdasarkan umur dan tingkat pendidikan yang telah di ikutinya.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya kini sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar, sekolah tidaklah sempurna. Oleh karena itu, selalu ada peluang dalam memperbahrui dan memperbaiki sistem pendidikan; baik di level filosofi, institusi, approach.

Banyaknya orangtua yang tidak puas dengan hasil sekolah formal mendorong orangtua mendidik anaknya di rumah. Kerapkali sekolah formal berorientasi pada nilai rapor (kepentingan sekolah/values), bukannya mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial (nilai-nilai iman dan moral). Di sekolah, banyak murid mengejar nilai rapor dengan mencontek atau bahkan membeli ijazah palsu. Selain itu, perhatian secara personal pada anak, kurang diperhatikan. Ditambah lagi, identitas anak distigmatisasi dan ditentukan oleh teman-temannya yang lebih pintar, lebih unggul atau lebih “cerdas”. Keadaan demikian menambah suasana sekolah menjadi tidak menyenangkan dan pengelompokan yang tidak didasarkan pada kecerdasan ganda yang di miliki anak.

Problema ini menuntut setiap orang tua untuk lebih perhatian terhadap mutu sekolah tempat anaknya menuntut ilmu. Selain itu, ada beberapa tindakan kini mulai dikembangkan orang tua demi terbentuknya potensi anak dengan maksimal, salah satunya yaitu dengan membentuk pembelajaran berbasis keluarga yang diadakan di rumah, yang kini dikenal dengan homeschooling.

Homeschooling (sekolah rumah) saat ini mulai menjadi salah satu pilihan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pilihan ini terutama disebabkan oleh adanya pandangan atau penilaian orang tua tentang kesesuaian bagi anak-anaknya. Bisa juga karena orang tua merasa lebih siap untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya di rumah. Ini banyak dilakukan di kota-kota besar, terutama oleh mereka yang pernah melakukannya ketika berada di luar negeri. Tujuannya agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Rumusan yang sama dikemukakan oleh Dr Seto

Mulyadi, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak.
Di beberapa negara tertentu ada juga yang diwajibkan menandatangani kesepakatan antara orangtua dan pemerintah. Intervensi pemerintah ini dilakukan dalam rangka menjamin kualitas layanan pendidikan yang akan diberikan di rumah, sejalan dengan tingkat kompetensi yang harus dicapai anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikutinya.

Sebagai lembaga pendidikan alternatif, persekolahan di rumah juga akan mendapat bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) atau semacam bantuan operasional sekolah (BOS) di sekolah formal. Semua penyelenggara pendidikan alternatif memang berhak mendapat BOP.

Pendidikan Pada Dasarnya Merupakan Suatu Usaha Sadar Untuk Menciptakan Sumber Daya Yang Berkualitas. Atas Dasar Ini, Kita Tidak Bisa Menitik Beratkan Pendidikan Seutuhnya Kepada Negara, Kita Sebagai Bangsa Yang Peduli, Harus Dapat Dan Mampu Mencari Solusi Peningkatan Mutu Pendidikan Dengan Mandiri. Homeschooling, merupakan alternatif Pendidikan Yang Pantas dan Dapat di Jadikan Referensi. Maju Terus Pendidikan Indonesia, Raihlah Generasi Bangsa Sejenius Albert Enstein dan Sehebat Maestro Leonardo Da Vin Ci.

Seja o primeiro a comentar

Apa perbedaan antara hambatan dan kesempatan? Perbedaannya terletak pada sikap ita dalam memandangnya. Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan: dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan.(J. Sidlow Baxter)

Fauzi Blog's © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO